Pertemuan Perdana Team Literasi Santriawati

Team Literasi Santriwati Angkatan 2019
Alhamdulillah Ahad Malam Senin ini, kita mulai gerakan literasi lagi, santri Pondok Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran. Team literasi yang sudah tidur sekian lama ini, akhirnya mampu bangun lagi. Setahun lalu kita sudah siapkan wadah untuk membuat tulisan, setahun pula, belum ada tulisan sama sekali. Tapi kali ini memang berbeda, dimulai dari santriwati Pondok Karangasem sejumlah 22 anak dan rencana untuk yang putra besok Rabu malam Kamis, sejumlah 8 anak.

Kita tadi sudah berkomitmen, setiap seminggu sekali, setiap kali pertemuan, kita akan menyumbang minimal 1 tulisan. Tulisan apapun. Kita tampung dalam blog Elsaka Online ini. Semoga komitmen ini bisa terlaksana. Tapi yang sudah-sudah, realitasnya,  istiqomah dalam kebaikan adalah sesuatu yang berat, beratnya bukan main. Kita tetap optimis, supaya bisa istiqomah.

Dan kita berencana, untuk mengumpulkan tulisan itu selama sebulan, dua bulan, atau tiga bulan ke depan. Kita susun dalam bentuk buku, kita terbitkan, cetak sendiri, biaya sendiri, dan mungkin sebagian, kalau ada sisa akan kita jual di kalangan santri sendiri.

Saya sudah konsultasi dengan Pak Agus Buchori (Guru Seni & Bahasa Jawa SMAM 6). Beliau siap menjadi editor tulisan anak-anak. Siap mengawal sampai proses mencetak.

Tadi sudah kami terangkan pula kepada team peserta literasi ini. Bahwa kita belajar menulis, bukan belajar teori menulis. Sehingga saya tidak perlu menjelaskan bagaimana menulis itu. Tapi langsung tulis, tulis, tulis. Hal ini sama dengan teknik berenang, semakin banyak membaca teori tentang renang bukan berarti semakin pinter renang. Justru ketika masuk air, kita tidak akan bisa berenang, karena kebanyakan teori. Tapi langsung nyemplung, lama-lama pasti akan bisa berenang, dan menemukan gaya berenang sendiri. Begitu juga langsung tulis, lama-lama pasti bisa menulis, mungkin awalnya kurang baik, lama-lama menjadi baik, dan akhirnya kita akan menemukan gaya menulis sendiri.

Di sini juga bukan berarti saya mengabaikan teori, atau menganggap bahwa teori itu tidak penting. Bagi saya, teori tetap penting, tapi praktek jauh lebih penting. Praktek dulu, untuk teorinya sedikit-dikit, sambil jalan.

Pokok'e nulis, sing penting nulis. Tulis terus, Jangan berhenti, jangan kapok.
Salam literasi Angkatan 2019

Paciran, 8 September 2019

Posting Komentar

1 Komentar