Ku Bersyukur (1)
Tak
dapat kupungkiri bahwa rasa syukur itu selalu ada. Disaat orang yang paling
disayang berjuang mencari nafkah untuk menghidupi kita. Banyak orang yang
berpikir bahwa pasangan kita merantau untuk cari uang saja. Padahal, yang
mereka perjuangkan banyak. Tidak hanya berpikir mencari uang , tapi juga
menguatkan imannya kepada sang pencipta.
“apa
kau masih lama?” tanya wanita berhijab biru yang berdiri di
dekat jendela sambil menempelkan handphone di telinga kanannya.
“ya, aku masih
lama. Maaf karena aku belum bisa pulang tahun ini.” Jawab seseorang disebrang
telepon.
“Bersabarlah,
sbentar lagi aku akan pulang. Kau harus tetap istiqomah dan mendekatakan diri kepadaNya.” Sambungnya.
Wanita
berhijab biru itu menitikkan air mata kala mendengar jawaban orang yang
disayanginya. Mau tak mau, ia harus menyimpan rasa rindu dihatinya yang makin
menggebu. Di hatinya ia berharap bahwa pasangannya disana tetap menjaga hatinya
untuk dirinya dan Allah.
“Baiklah. aku akan menunggumu mas.
Tetaplah ingat kepadaNya.”
“iya,
insayaAllah aku akan cepat pulang.”
Hening
beberapa saat, karena keduanya menikmati percakapan singkat dan menikmati
quality time yang mereka punya. Dalam hati keduanya terdapat rasa rindu yang
amat besar, namun mereka belum bisa bertemu.
“Mas,
Quinsha tutup dulu, ya? Bentar lagi sudah mau maghrib. Mas disana pasti sudah
ngantuk karena menelpon Quinsha.” Suaminya terkekeh disana. Terdengar jelas
bahwa suaminya senang mendengar perhatian istrinya.
“Iya my wife, kamu
siap-siap sholat, gih. Jangan lupa doain aku.” Balas suaminya
Quinsha
tersenyum. Dalam hati ia terus bersyukur karena Allah telah mempertemukan
.mereka berdua dan mengikatnya dalam ikatan yang suci
“Mm... kalo gitu Quinsha pamit dulu,
Assalamualaikum mas Reza.” Pamit Quinsha.
“Waalaikumsalam
Warohmatullah zaujaty. Ingat! Selalu istiqomah dan mendekat kepadaNya, ya!”
“Iya, mas.”
TUT TUT
TUT
Sambungan
telepon terputus. Menyisakan Quinsha yang masih meresapi suara suaminya,
menyimpannya di otak, dan akan diingat-ingat olehnya ketika ia sangat
merindukan suaminya.
Semua
yang diinginkan oleh kita akan terkabul jika Allah menghendaki. Rasa rindu dan
cinta kepada sesama manusia juga tidak boleh berlebihan, karena rasa cinta dan
rindu itu harus kita berikan kepada Allah. Kholiqul
Alam.
(Aghnia Jihan S.A) Paciran, 8 september 2019
0 Komentar